Wednesday, July 18, 2012

Renovasi Rumah dengan Hebel

Niat awal untuk renovasi rumah memang sudah ada, namun ingin cari bahan alternatif untuk lantai cor beton yang menurut saya itu komponen yang paling berat dari biaya dan beban konstruksinya juga.

Setelah melihat-lihat pilihan untuk lantai tingkat ada berbagai macam, yaitu : beton, keraton (keramik beton), spandek (tulangan plat besi) dan hebel (beton ringan). setelah di review saya tertarik menggunakan bahan yang paling ringan dan kuat. Spandek awalnya, namun referensi tukang dan material pendukungnya sepertinya lebih sulit. Kebetulan pada saat yang sama teman sedang renovasi yang ternyata menggunakan hebel sebagai materialnya. Tanya-tanya mengenai renovasinya dan yang terpenting harga renovasi-nya.

Akhirnya saya putuskan menggunakan Hebel sebagai material utamanya dengan alasan untuk pemasangan lantai atas lebih cepat karena sudah jadi blok-blok lantai. Walaupun saya masih kepingin juga dengan spandek seperti saya lihat banyak dipakai di gedung-gedung, mungkin di-lain kesempatan akan saya coba juga untuk menggunakan spandek untuk meteri konstruksi lantai atas-nya.

Mulailah design awal dengan sket-sket ruangan atas dan bawah ini dilakukan berdua dengan Istri. Barulah kemudian hubungi kontraktor-nya. Ternyata Pembuatan Pondasi menggunakan cakar ayam sama dengan rumah yang menggunakan cara Cor Beton, yang membedakan Hebel adalah Plat Lantai atas-nya yang modelnya berbentuk panel yang sudah jadi ukurannya bervariasi panjangnya antara 3 - 4 meter dengan lebar 60cm, juga untuk Dinding Bata-nya yang sangat ringan. 
Image 1 : Pori Hebel *sample dari bata hebel*

Image 2 : Lantai hebel tampak sisi samping *sepertinya production date*

Image 3 : Setelah terpasang di lantai 2

Image 4 : Tumpukan plat lantai hebel

Image 5 : Proses pengangkatan plat lantai hebel

Image 6 : Proses pengangkatan plat lantai hebel #2

Image 7 : Proses pengangkatan plat lantai hebel #3
Image 8 : Tampak muka sebelum pemasangan atap

Thursday, July 12, 2012

Biopori : Pembuatan, Peruntukan dan daya serap air-nya

Selama ini banyak Air tanah dipakai oleh kita. Mungkin setiap orang menghabiskan 100 Liter air bersih tiap harinya. sedangkan sumber air tanah makin lama makin sedikit, terbukti semakin dalamnya sumur bor.

Awalnya sih dari cerita mulut ke mulut terutama dari Ibu mengenai sumur resapan. Waktu itu sih belum pernah dengar nama biopori. Nah awalnya nyokap coba bikin sumur resapan dirumah dengan menggali lubang pakai bambu yg dicacah ujungnya, jadi ujung bambu diameter sekitar 10cm dibelah2.. mirip buat alat ngambil mangga dipohon gitu deh.

Semua proses pembuatan alat bor dari bambu dan lubangnya sendiri diserahkan ke tukang. Waktu itu yg mengerjakan tukang bangunan yg sering dipanggil kerumah. Order pembuatan lubang yg sebanyak 10 buah dg diameter 10cm dan dalam 1m bisa 2 hari tuh dikerjakannya. Lama juga tuh dengan tenaga tukang yg jelas kuatan tukang daripada saya, butuh 2 harian..

Huh.. capek banget bikin lubang resapan air dong, ternyata ada satu alat bor yg dikembangkan oleh IPB yang telah dijual, yang klaim-nya untuk membuat lubang dengan mudah. Langsunglah nyokap order ke saya untuk minta di belikan bor. Bor-nya sih waktu itu sekitar 150rb-an deh dg ONGKIRnya juga. Nanti cek bon dulu deh kalo masih ada.

Bener saja setelah digunakan untuk pertama kalinya. Tentu karena terlihat meyakinkan itu alat, saya sendiri yg jadi volunteer pertama kali untuk bikin lubang-nya. Setelah baca petunjuk untuk pemakaiannya. pertama kali tanah yg mau dibor di siram air secukupnya saja.. Langsung deh mulai bor. Memang benar, ternyata untuk 1 lubang saja cukup 15menit tuh. Itu juga nafas standard loh. Kalo nafas standard atlet kayaknya bisa 5menit deh.. :-)

Apabila saat nge-bor menemukan benda keras *misal: batu* didalam, petunjuknya mengatakan untuk mencari lubang yang lain, supaya tidak merusak bor.

Hasilnya

Dengan 1 lubang saja saat hujan deras, ternyata air yang biasanya menggenang diatas tanah untuk waktu yang lama, saat itu tidak terjadi lagi genangan. Boleh dibilang air hujan langsung ditelan kedalam tanah. Fantastis.

Saat ini lubang biopori bisa ditutup dengan pot, kaleng dengan dilubangi kalengnya. Supaya keliatan terutup rapi ada yang jual tutup lubang biopori dari plastik.

Pupuk Organik

Sesuai petunjuk dari nyokap, lubang tersebut juga digunakan untuk pembuangan sampah organik, misalnya kulit pisang, kulit jeruk, kulit pepaya, sisa-sisa makanan. Pokoknya sampah2 yang bisa terurai dengan mudah.

Saya tidak tau persis kira-kira berapa lama proses menjadi pupuknya, yang jelas saat itu udah lebih dari 1 bulan sudah jadi pupuk, cara pengambilannya tentunya dengan di Bor lagi dengan alat bor tersebut, sehingga "sampah" yang telah menjadi pupuk tersebut dapat diangkat untuk digunakan di Pot.

Sekarang pinjem deh bor-nya buat dikerjakan di rumah. Karena sudah lama tidak olahraga, lumayan tuh 15 menit 1 lubang bikin capek.

Bor pada kedalaman 1 meter
Image 1 : Bor di kedalaman 1 meter


Bor diatas lubang
Image 2 : Bor diatas lubang