Kembali ke topiknya, mungkin semua karburator bisa dipasang di Peugeot 405 ini. Asal mau memodif beberapa bagian dikarbu. Nah sehubungan karena populasi karbu kijang yang telah banyak dipakai dimana-mana di Indonesia. Jadi ketersediaan parts tuk karbu pengganti ini ada dimana-mana.
Mengapa yang dipilih karburator Kijang 7K. Karena dari spesifikasinya kapasitas Cylinder dari 7K adalah disekitaran 1.8L, jadi gak terlalu jauh dengan engine XU9 nya Peugeot yang 1905cc.
Mulailah hunting, tentu tak sesulit yang dibayangkan dong.. Kijang gituloh. :)
Sebetulnya banyak tempat tuk mencari karburator ini. Tapi saya merefer di daerah Joglo, selain deket juga. Karena menurut pengalaman montir saya, disana ada yang menjual parts ex mobil-mobil yang kualitas baik dan bergaransi.
Berangkat kesana, ketemulah karburatornya. Mereka menyebutnya karburator Kijang Grand. Mungkin karena kijang 7K banyak dilabelin Grand. Tapi bagi saya itu merupakan Karburator Kijang 7K.
Proses pemasangan saya serahkan oleh montir saya. Mas Bandi dari Bandi Jaya Motor, di Swadharma Raya, Ulujami.
Setelah beliau cek sana sini. Beliau berkesimpulan supaya yg dibubut adalah intake Manifold nya 405 ini. Walaupun saya inginnya karburator kijang-nya saja yang dibubut supaya pas dengan baut standard Intake Peugeot 405 ini. Tujuannya, supaya tetep Orisinil Intake Manifold aslinya sih. ;))
hmm.. setelah dapat pencerahan dari beliau. Terutama dengan jalur air pendingin yang ada di intake manifold tersebut. Beliau bilang masih aman untuk di tap lubang baru, sesuai dengan Karbu Kijang, karena posisi lubang baru justru lebih kedalam. Jadilah sepakat untuk melubangi Intakenya dibandingkan harus melubangi Karbu Kijangnya. Paling tidak Karbu Kijang nya tetap Orisinil. Masih tinggi harganya kalo mau dijual lagi kali yah. :-P
Beliau mencopot dan membawa intake nya ke tukang bubut untuk membuat lubang drat baru. hmm prosesnya keknya mudah nih. :)
Well.. setelah dibubut. Prosesnya sepertinya bener2 mudah. Tadinya saya berharap kabel gas orisinilnya dipertahankan. Tapi beliau lebih memilih pakai kabel gas kijang. :)
Setelah terpasang beginilah jadinya.
adaptor supaya pas dengan cover aslinya karena yang aslinya bentuknya oval
Ruang di Intake juga lebih kering.
Bagaimana dengan performa? Ini penting. Kalo ganti karbu ternyata ga ada larinya kan jadinya bikin kesel. Ternyata akselerasi sama enaknya. Namun konsumsi BBM sepertinya gak begitu jauh signifikan. Mungkin karena rute macet yang dilewati. Soalnya tuk jarak 15km saja, paling cepat 1 Jam tuh. :) Akselerasi dari 0-100kpj juga mudah. Pedal gas masih banyak.
hmm ternyata karbu kijang std tanpa disetting ulang spuyer-spuyernya dah cukup.
Kalo dibandingkan cara kerja karbu AISAN kijang ini dengan karbu Solex 34-34. Skep kedua (Secondary Ventury Valve) dari karbu AISAN menggunakan vakum, jadi skep akan terbuka kalo kondisi kevakuman tercapai. Saya tdk tau di RPM brp mulai bekerja, tapi dugaan saya mulai bekerja di sekitar 3000RPM. Sedangkan skep kedua dari Karbu Solex dia berdasarkan Injekan Pedal Gas, jadi apabila <3/4 Skep kedua Masih menutup, nah diatas itu mulai membuka seiiring dengan semakin dalam (gas pol) dia akan membuka 100% juga.
Logikanya sih, harusnya lebih irit yang Solex. Karena jarang bejek lebih dari 3/4, namun semua bukan cuma ini saja yg berpengaruh. Bisa juga dari diameter venturi dan lain-lain. :)